Senin, Desember 15, 2008

Namaku Angga

Kenalkan namaku Angga, sebenarnya namaku panjang, berhubung ribet jadi panggil Angga aja :)
Aku lahir tanggal 24 November 2007, pas banget dengan tanggal perkiraan lahirku, berarti aku tinggal di rahim mama pas 9 bulan 10 hari :D
Pukul 23.17 WIB aku lahir, bertempat di RSB ASIH. Baru keluar aku langsung di taruh di perut mama, setelah dibersihkan sebentar lalu diletakkan di dada mama. Lama juga sampai bidannya gak sabar langsung aku di deketin ke payudara mama dan akhirnya....GOLLL.. berhasil juga dapat susu mama :D
Semenjak itu aku selalu dapat ASI. Walaupun gak eksklusif 6 bulan, tapi aku mendapatkan ASI eksklusif 5 setengah bulan. Hehe..lebih cepat setengah bulan dibandingkan rekomendasi WHO, tapi gapapa lah yang penting aku sehat. Dan mama berhasil melakukan ini walaupun bekerja. Mama memompa ASI nya di kantor untuk aku konsumsi keesokan harinya. Saat mama bekerja aku dijaga sama Eyang Putri. Makasih ya Eyang Putri yang dah jaga aku, gak lupa juga buat Akung, om Yunan, dan Bibik2.


Selasa, Desember 09, 2008

Pilihan

Sebenarnya ini adalah postinganku di blog Friendster yg diposkan pada tanggal 30 November 2006. Ku pos kan lagi di sini untuk meramaikan blogku saja :D. Yah...selamat membaca, tetapi jika ada yang tersinggung mohon maaf ya.

Beberapa hari yang lalu saat lagi masak di dapur aku mikir…
Hidup ini sederhana banget ya.. Semua itu cuma masalah pilihan. Kamu bisa memilih untuk menjadi apa aja yang kamu mau atau yang gak kamu mau, semua itu bebas sama kamu. kalo kamu memilih untuk menjadi jahat, maka jahatlah kamu. Tapi kamu juga bisa kok mengesampingkan pilihan untuk menjadi jahat dan mencoba menjadi baik.

Tapi gak sesederhana itu ya.. Setiap pilihan yang kita buat pasti ada konsekuensinya baik buruk maupun baik. Itu yang harus kita tanggung atas setiap pilihan kita. Kalo ternyata berakibat baik ya bagus. Tapi kalo berakibat buruk mungkin kamu dapat berusaha untuk memperbaikinya tapi kamu harus dapat menerimanya, jangan menimpakan kesalahan ke orang lain.

Misalnya nih, kamu mau melakukan sesuatu tapi bingung terus kamu minta pendapat orang lain. Kamu menerima pendapat orang tersebut. Kemudian belakangan diketahui kalo pilihan yang kamu buat salah. Jangan salahkan orang lain karena kamu turut andil dalam mengambil keputusan tersebut. Orang itu memang memberikan pendapat tapi kan karena kamu minta. Yah…mungkin orang yang kamu minta pendapat turut andil, tapi jangan lepas tangan karena kamu yang membuat keputusan.

Misalnya lagi nih ada orang gay, kemudian dia marah sama lingkungannya karena gak bisa menerima dia apa adanya. HEI… jangan salahkan lingkunganmu dong!!!! Kamu yang memilih untuk menjadi gay maka kamu harus menanggung akibatnya kalo orang gak bisa menerima kamu apa adanya karena kamu emang menyimpang dari semua norma dan peraturan agama yang ada. Kalo kamu dijauhi karena gak pengen anaknya ataupun dia sendiri tertular keanehan kamu itu hak mereka dong. Jangan marah. Kalo kamu bilang aku nggak pernah pengen kayak gini, dari kecil aku udah kayak gini, kenapa kamu gak memilih untuk sembuh?? Kenapa kamu memilih untuk tetap gay??

Mungkin aku terlalu keras ya.. tapi pikiran itu yang tergambar di otakku saat itu..
Sori bagi yang membaca kalau ada yang tersinggung.
Aku mengakui kalo pilihanku untuk menampilkan pikiranku dalam blog emang berisiko.. entah itu baik atau buruk :)

Kamis, November 06, 2008

My Necklaces

I like making things, especially crafts. Here are some of my works










I love this necklace


I wear this necklace a lot

You can check out my other necklaces here

Rabu, Oktober 29, 2008

Banyak juga yang mencari di google dengan keyword gaji auditor

Hehe... ternyata banyak juga yang mencari di google dengan keyword gaji auditor. Ternyata topik ini menarik minta banyak pihak ya, gak rugi juga jadi bikin entri ini :). Yah...gimana enggak menarik soalnya jumlah sarjana akuntansi kan banyak banget tuh. Yang fresh graduate pasti pengenlah mencari tahu mengenai standar gaji auditor. Tapi... kumohon, bagi yang melihat entri do blog ku tinggalkan komentar dong ;).

Rabu, Oktober 22, 2008

Papercrafts

I love paper crafts…

I used to browse for paper crafts. I especially like cards. My first greeting cards is when I was in fifth grade in elementary school. Then my next project was in senior high school, I was trying to make an Idul Fitri greeting for my boyfriend. That was my first popup greeting cards. Then in college, I bought a popup 3D Cards that cost me Rp175,000. That was a lot of money to spend on a book. At that time (1999) that’s the most expensive books I ever bought.
The book is worth the price. I enjoy making many new greeting cards and sending them to my closest friends.

And now I’m in love with paper crafts..

Here’s some works of Peter Callesen





Jumat, September 05, 2008

Risk-Based Audit

Aku dapat tugas nih dari bos untuk bikin modul training Risk-Based Audit. Dibuat dalam power point. Setelah kubuat ternyata filenya berisikan 77 lembar dengan besar file 1.2mb (gile..)

Enough for curhatannya, let's move on to Risk-based Audit. I took these explanation from "Guide to Using International Standards on Auditing in the Audits of Small- and Mediumsized Entities"

The auditor’s objective in a risk-based audit is to obtain reasonable assurance that no material misstatements whether caused by fraud or errors exist in the financial statements. This involves three key steps:
• Assessing the risks of material misstatement in the financial statements;
• Designing and performing further audit procedures that respond to assessed risks and reduce the risks of material misstatements in the financial statements to an acceptably low level; and
• Issuing a suitably worded audit report based on the audit findings.

Reasonable Assurance
Reasonable assurance relates to the whole audit process. It is a high level of assurance but it is not absolute. The auditor cannot provide absolute assurance due to the inherent limitations in the work carried out, the human judgments required, and the nature of evidence examined. The following exhibit outlines some of the limitations in an audit.

Audit Risk
Audit risk contains two key elements:
• The risk that the financial statements contain a material misstatement (inherent and control risk); and
• The risk that the auditor will not detect such a misstatement (detection or engagement risk).
To reduce audit risk to an acceptably low level, the auditor has to:
• Assess the risks of material misstatement; and
• Limit detection risk. This may be achieved by performing procedures that respond to the assessed risks at the financial statement, class of transactions, account balance and assertion levels.

The Audit Process






The risk-based audit requires auditors to first understand the entity and then to identify/assess the risks of material misstatement in the financial statements. This enables auditors to identify and respond to:

• Possible account balances, classes of transactions or financial statement disclosures that may be incomplete, inaccurately stated or missing altogether from the financial statements. Examples might include:
– Understated liabilities;
– Unrecorded assets;
– Assets such as cash/inventory that may have been misappropriated; and
– Missing/incomplete disclosures.

• Areas of vulnerability where management override and manipulation of the financial statements could take place. Examples could include:
– Preparation of journal entries;
– Revenue recognition policies; and
– Management estimates.

• Other control weaknesses that if not corrected could lead to material misstatements in the financial statements.

Some of the benefits of this approach are summarized as follows:

• Time flexibility for audit work
Risk assessment procedures can often be performed earlier in the entity’s fiscal period than was possible before. Because risk assessment procedures do not involve the detailed testing of transactions and balances, they can be performed well before the year end, assuming no major operational changes are anticipated. This can help in balancing the workload of staff more evenly throughout the year. It may also provide the client with time to respond to identified (and communicated) weaknesses in internal control and other requests for assistance before the commencement of year-end audit fieldwork.

• Audit team’s effort focused on key areas By understanding where the risks of material misstatement can occur in financial statements, the auditor can direct the audit team’s effort toward high-risk areas and away from lower-risk areas.
This will also help to ensure audit staff resources are used effectively.

• Audit procedures focused on specific risks
Further audit procedures are designed to respond to assessed risks. Consequently, tests of details that only address risks in general terms may be significantly reduced or even eliminated. The required understanding of internal control enables the auditor to make informed decisions on whether to test the operating effectiveness of internal control. Tests of controls (for which some controls may only require testing every three years) will often result in much less work being
required than performing extensive tests of details.

• Communication of matters of interest to management
The improved understanding of internal control may enable the auditor to identify weaknesses in internal control (such as in the control environment and general IT controls) that were not previously recognized. Communicating these weaknesses to management on a timely basis will enable them to take appropriate action, which is to their benefit. Also, this may in turn save time in performing the audit.

• Improved audit file documentation
The ISAs place a lot of emphasis on the need to carefully document each step of the audit process. Although this may add some additional cost at first, careful documentation will ensure that an audit file can stand by itself without the need for any oral explanations of what was done, why it was done, or how the audit conclusions were reached.

Kamis, Agustus 21, 2008

Undang-Undang Lalu Lintas

Bagi yang akan membuat Surat Ijin Mengemudi (SIM) pasti merasakan kegunaan dari membaca Undang-Undang Lalu Lintas No.14 Tahun 1992. Habis waktu gw ujian teori SIM gw bingung banget mau cari dimana UU ini, alhasil gw 2 kali gak lulus ujian teori SIM. Dan karena kesel bolak-balik daan mogot akhirnya gw nembak aja deh SIM. Padahal gw cuma butuh mutasi aja bukan bikin baru, tapi berhubung gw gak ada waktu buat ngurus dulu mutasinya ke cirebon jadi gw bikin baru aja. Nah bagi yg butuh silahkan download di sini.

Nah bagi yg akan ujian teori gutlak ya




Jumat, Agustus 15, 2008

Perasaan Bersalah Karena Salah Print (Ratusan Lembar Lagi)

Dua hari yang lalu aku menerima file pdf berjudul ISA_Audit_Guide SME. Isinya adalah “Guide to Using International Standards on Auditing in the Audits of Small – and Medium–sized Entities”. Seluruh isinya dalam bahasa Inggris (HAAH…). File tersebut harus kubaca dan pelajari, kemudian di print dan dijilid dengan rapi untuk buku pegangan di kantor.

File tersebut berisikan 398 halaman (mati aku..). Dalam hati aku berpikir kalau aku print 1 halaman 1 lembar bayangkan berapa besar partisipasiku dalam penebangan pohon untuk produksi kertas. Akhirnya aku memutuskan untuk print bolak-balik seperti buku. Alhamdulillah aku berhasil print file tersebut dengan baik tanpa ada kertas yang terbuang (Bangga mode is ON). Tapi ini adalah kejadian di hari kedua setelah aku menerima file tersebut. Kalau kejadian di hari pertama sangat menyesakkan dada.

Hari pertama:

Aku terima file tersebut dan menerima penjelasan mengenai Risk Based Audit di Small- and Medium-sized Entities (SME). Risk Based Audit dimulai dari penerimaan klien (acceptance), kemudian risk assessment, risk respon baru ke reporting. Hal ini bisa aku baca dan pahami di file yang aku terima. Lalu aku pun disuruh mencetak file ini dan menjilidnya. Dan aku pun keluar dari ruangan bos. Berhubung saat itu aku lagi mencari hotel di Anyer untuk kegiatan hari sabtu nanti (saat itu hari Rabu) jadi aku teruskan kembali kegiatan pencarian hotel itu sembari mencetak file itu.

Kubuka file yang kuinginkan “2006_IAASB_Handbook.pdf”. Kulihat jumlah halamannya 1098 halaman. “Gile bener, banyak banget ya halamannya..”. Ku print deh model booklet bolak-balik biar hemat kertas (4 halaman dalam 1 lembar kertas, yaitu 2 halaman di bagian depan dan 2 di bagian belakang kertas) dan mengurangi penggunaan kertas as I am concern about global warming.

Logikaku kalo dibagi 4 berarti 1098 dibagi 4 sama dengan 275 lembar kertas yang harus digunakan. Lalu kuprint dengan opsi front sides only. Saat tengah mencetak kulirik kertas yang telah diprint, “Kok banyak banget ya.”, lalu dengan buru-buru ku interupsi proses print dengan menekan tombol cancel dan berpikir “Wah kayaknya salah nih, buang kertas deh”. Dan ternyata setelah ku cek kembali hasil print out ternyata aku telah melakukan kesalahan, aku salah mencetak file yang kuinginkan. Berarti aku telah membuang kertas banyak sekali (entah berapa ratus lembar). Hiks aku jadi sedih banget dan merasa bersalah nih. (T_T). Kenapa gak teliti ya jadi orang

Akhirnya hasil print out itu aku biarkan saja di tumpukan di mejaku. Teronggok di sana gak tahu mau diapakan.

Lompat ke hari ini:

Tadi aku telah menerima hasil jilid file tersebut. Hasilnya bagus kayak hasil profesional (ciee..).Tapi sayang setelah kubuka ternyata lemnya kurang bagus jadi kertasnya gampang lepas. Hiks (T_T)

Tapi ada satu yang menggembirakan, setelah aku lihat lagi hasil print out yang salah, aku lihat bahwa aku bisa menggunakan kertas itu dengan meneruskan saja print file yang kemaren, karena bagaimanapun file tersebut memang dibutuhkan karena berisikan “HANDBOOK OF INTERNATIONAL AUDITING, ASSURANCE, AND ETHICS PRONOUNCEMENTS, 2006 EDITION”. Tapi aku gak mau print sekarang ah, nanti aja karena mau membaca hasil print aku kemaren.

Selasa, Agustus 12, 2008

What is Glaucoma?

Glaucoma is a group of eye diseases that gradually steal sight without warning. In the early stages of the disease, there may be no symptoms. Experts estimate that half of the people affected by glaucoma may not know they have it.

Vision loss is caused by damage to the optic nerve. This nerve acts like an electric cable with over a million wires. It is responsible for carrying images from the eye to the brain.

There is no cure for glaucoma—yet. However, medication or surgery can slow or prevent further vision loss. The appropriate treatment depends upon the type of glaucoma among other factors. Early detection is vital to stopping the progress of the disease.

It was once thought that high pressure within the eye, also known as intraocular pressure or IOP, is the main cause of this optic nerve damage. Although IOP is clearly a risk factor, we now know that other factors must also be involved because even people with “normal” levels of pressure can experience vision loss from glaucoma.


Source: www.glaucoma.org

Selasa, Agustus 05, 2008

Berapa standar gaji auditor di Kantor Akuntan Publik?

Hehe..,bikin penasaran ya. Tapi tenang saja, aku baru mendapatkan SK Ketua Umum Ikatan Akuntan Publik Indonesia Nomor:KEP.024/IAPI/VII/2008 Tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit.

Kalau menilik judulnya sih memang tentang fee audit, tapi jangan salah, di dalamnya ada ilustrasi penetapan imbal jasa audit yang mencakup perhitungan tariff imbal jasa per jam. Yang ku sebut terakhir ini di dalamnya terdapat jumlah gaji sebulan. Bisa dilihat di sini


Klik untuk perbesar gambar

Kamis, Juli 31, 2008

Apa salahnya sih menghemat air?

Apa salahnya sih menghemat air?

Hehe..kayaknya judul semua postinganku menggunakan tanda tanya ya, gpp lah yang penting nyampe maksudnya .

Hemat air

Kayaknya cara ini paling jarang deh dilakukan banyak orang, apalagi orang Indonesia. Kenapa? Sepertinya mereka beranggapan bahwa air berlimpah, mudah memperolehnya.

Pemborosan air yang paling sering kulihat:
1. cuci mobil
Nah ini dia nih yang paling sering dilakukan oleh Papaku, walaupun mobilnya gak kotor-kotor amat. Berhubung beliau dah pensiun dan tidak memiliki kegiatan lain maka kegiatan ini sering dilakukannya. Bila diberitahu pasti marah. Beruntung sekarang beliau sudah jarang mencuci mobil
2. siram air ke jalan buat mengurangi debu
Yang satu ini juga sering dilakukan oleh Papaku, apalagi di musim kemarau ini. Kalau siram dengan air bekas sih gpp tapi kalau air bersih dari keran?
Diberitahu juga marah, ya udah pasrah. 
3. cuci tangan
Ini nih yang paling membuat kesal. Aku selalu melihat orang yang mencuci tangan dan membuang-buang air dengan membiarkan air tetap mengalir saat menyabuni tangan. HAH….. air kan gak datang begitu saja.
4. Menyiram tanaman
Kalau pas musim hujan sih kita gak perlu menyiram tanaman ya, tapi kalau pas musim kemarau gimana? Mau nggak mau menggunakan air keran. Tetapi ini masih bisa disiasati kok. Siram dengan menggunakan air bekas. Yaitu setiap habis mencuci bahan makanan airnya ditampung dan kemudia digunakan untuk menyiram tanamam. Bahkan cara ini terbukti lebih baik juga bagi para tanaman, karena tanaman memperoleh nutrisi yang ikut terbuang dengan air. Selain itu, pernah dibuktikan oleh abang tukang bakso. Di depan sekolah tempat ia biasa mangkal ada pohon mangga yang masih kecil tapi dah berbuah lebat. Mengapa? Karena abang ini setiap kali membuang kuah bakso sisa selalu ke pohon tersebut.
5. Mandi
Mandi juga merupakan salah satu bentuk pemborosan air. Terus kita jadi gak mandi dong kalo mau hemat air??? Ya enggak lah bukan ya enggak dong, kan mulan jamilah bukan mulan jamidong (seperti kata keponakanku Dhiko yang sebentar lagi berumur 3 tahun). Banyak yang nggak tahu kalau mandi menggunakan gayung dan bak mandi itu lebih memboroskan air dibandingkan dengan menggunakan pancuran. Tapi pancuran pun juga ada syaratnya agar disebut lebih hemat, yaitu air pancurannya jangan dibuat deras.

Hm… sepertinya baru itu saja yang dapat kupikirkan saat ini. Kalau ada yang mau tambahin silahkan.

Yuyun
Jakarta, 31 Juli 2008

Belanja Sampah Plastik???

Belanja Sampah Plastik

Plastik adalah produk yang menyertai kemajuan jaman ini. Sehari-hari kita pasti menemukan dan menggunakan plastik. Mulai dari belanja ke toko kelontong, warung makan, pasar, supermarket, hypermarket, beli kue di toko roti, sampai dengan take away makanan baik di restoran fastfood maupun restoran terkenal. Semuanya pasti menggunakan plastik untuk membawa produk yang kita beli dari tempat-tempat tersebut. Setiap uang yang kita keluarkan hampir semuanya menghasilkan sampah plastik. Bahkan permen yang kita beli seharga Rp 100 pun menghasilkan sampah plastik. Berarti setiap kali kita belanja pasti akan menghasilkan sampah plastik, baik itu plastik kemasan maupun plastik pembungkus belanjaan kita. Bisakah dibayangkan berapa banyak sampah plastik yang kita hasilkan setiap harinya?

Data terakhir dari Dinas kebersihan Jakarta menunjukkan jumlah sampah kota Jakarta sampai saat ini ±27.966 m² per hari. Komposisinya 65% sampah organik dan 35% sampah nonorganik. Jadi kalau mau kita hitung, penduduk DKI Jakarta dapat membangun 1 Candi Borobudur setiap 2 Hari dari tumpukan sampah. (sumber : www.hijaubumiku.com)

Hehe.. pusing gak membayangkan betapa banyaknya sampah yang kita hasilkan setiap harinya.. Tapi hari ini aku berhasil menghindarkan penggunaan 1 plastik yang gak perlu, yaitu styrofoam. Tadi aku beli makanan (gado-gado) menggunakan plastik kontainer makanan punya orang yang tertinggal di kantor J (hehe..bangga karena dah mulai mengurangi sampah plastik walaupun dengan menggunakan tempat makanan orang lain ups.. ).

Jadi…bagaimana dong caranya mengurangi sampah plastik yang kian menggunung di bumi kita tercinta ini?? Apa kita berhenti belanja saja?? Nggak mungkin dong

Banyak cara bagi kita untuk mengurangi sampah plastik, salah satunya yang bisa aku pikirkan (dan orang lain pikirkan) adalah:

* Kurangi frekuensi berbelanja

Sebaiknya kita mengurangi frekuensi berbelanja kita. Cukup sekali sebulan (jika memungkinkan). Beli barang dalam jumlah banyak akan mengurangi jumlah plastik pembungkus.

* Beli barang dalam kemasan yang lebih besar

Selain hemat sampah plastik kemasan juga pasti lebih menghemat pengeluaran kita.

* Gunakan tas belanja

Saat berbelanja, gunakanlah tas belanja sendiri. Tas ini sebaiknya terbuat dari kain sehingga dapat digunakan berkali-kali dan lebih tahan lama.

* Bawa sendiri air minum dalam botol minum yang dapat dipakai ulang

Selain mengurangi sampah plastik juga lebih higienis karena kita mengetahui kondisi dan pengolahan air minum yang kita bawa dari rumah. Tanpa pengawet pula.

* Beli air minum dalam kemasan botol kaca bukan plastik

Disamping mengurangi sampah plastik juga lebih baik bagi kesehatan karena botol plastik yang telah terkena panas matahari langsung dalam jangka waktu tertentu akan melepaskan zat beracun yang dapat mengganggu fungsi reproduksi .

* Bawa tempat makanan dan minuman sendiri ketika akan membeli makanan atau minuman

Dengan tempat makanan sendiri kita sudah menghindarkan diri kita dari resiko terkena penyakit kanker (jika kita menghindari penggunaan styrofoam dan kertas coklat).

Dari sekian banyak cara di atas seandainya kita dapat melakukan sedikitnya satu saja, berarti kita telah berkontribusi atas penahanan laju bumi menuju crash down akibat global warming. Apalagi kalo bisa semuanya ya :D.

Jakarta, 11 Juli 2008

Tahu nggak kalau lambung bayi yang baru lahir itu hanya seukuran biji kemiri???

31 Juli 2008

Nggak percaya? Tapi ini NYATA!! Lambung bayi berumur 1-2 hari hanya seukuran biji kemiri. Bagi yang nggak tahu seberapa besar biji kemiri bisa menanyakan kepada yang gemar memasak. Pantas saja bayi yang baru lahir itu seperti tidak pernah puas menyusu, sering sekali menangis kelaparan. Kayaknya bayi tidak bisa dilepas sedikit pun dari sang ibu.

Oleh karena itu, jangan terburu-buru menganggap bahwa ASI sang ibu tidak mencukupi bagi bayi karena bayi kok kelaparan terus ya. Jangan segera berlari ke toko terdekat untuk membeli susu formula bagi sang bayi. Karena memang kebutuhan mereka sangat sedikit untuk sekali menyusu sehingga cepat sekali merasa lapar. Apalagi ASI yang pertama kali keluar (disebut kolostrum, berwarna kekuningan dan kental) memiliki efek seperti pencahar. Kolostrum ini mengandung banyak sekali zat gizi dan zat antibody alami yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir. Sehingga apabila kebutuhan bayi terpenuhi maka akan buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dan buang air besar lebih dari sekali sehari. Kolostrum juga cairan yang paling sempurna yang dapat melalui sistem pencernaan bayi oleh karena sistem pencernaan bayi belum sempurna.

Apabila ASI sang ibu belum keluar, jangan serta merta memberikan susu formula. Karena bayi baru lahir membawa cukup cairan dalam tubuhnya. Bayi mampu bertahan meski tidak diberi cairan sedikit pun selama 2 hari pertama kehidupannya.

Diperoleh dari berbagai sumber

Yuyun